Thursday, July 30, 2009

Boneka dengan Benang pada Beberapa Bagian Tubuhnya


Bukan. Ini bukan cerita tentang sebuah boneka bernasib malang yang telah ditinggalkan oleh pemiliknya selama 12 tahun. Ini adalah cerita tentang sedikit kehidupan minus yang mungkin pernah dirasakan oleh seseorang yang bernasib malang. Tertinggal, terbuang, terbunuh, dikendalikan, dikekang seperti kuda atau apalah. Ya, seperti sebuah boneka yang tertancap oleh beberapa helai benang pada beberapa bagian tubuhnya. Kedua tangan, kedua kaki, bahkan kepala. Seperti boneka bertali, puppet, marionette, mainan. Atau kau bisa menamainya Mary Poppins jika kau mau. Mengenaskan. Sungguh mengenaskan.

Banyak orang yang merasa dirinya diikat bagaikan binatang peliharaan dan berjalan sesuai keinginan majikannya. Tidak seperti itu juga, mungkin. Bisa dikatakan mereka dikendalikan secara tidak langsung atau mereka bergerak hanya ketika seseorang menginginkan mereka bergerak. Seperti mobil mainan dengan remote control atau robot yang hanya berjalan jika kau menekan tombol yang terdapat pada punggungnya. Dan ketika kau mencoba untuk melepas dirimu, kegagalan menggigit telingamu, dan kau mengguncangkan tubuhmu untuk melepas kegagalan itu. Beberapa saat kemudian, kegagalan itu terlepas. Dan selamat, kau sama sekali tidak menyadari bahwa kakimu telah menginjak ranjau darat. Sesuatu yang buruk (pasti) menimpamu. Seperti angin yang meniupkan udara kesepian, Bipolar Disorder, atau setetes air mata yang merangkak keluar dari rongga matamu tanpa sebab. Hal itu terjadi karena sebenarnya kau membutuhkan si pengendali untuk membuat dirimu bergerak. Untuk merasa lebih bebas, gembira seperti seorang penjagal yang baru saja keluar dari penjara dan bertemu kembali dengan keluarganya.

Kau membutuhkan si pengendali, kau membutuhkan si pengendali. Karena hanya orang itu yang bisa membuatmu merasa seperti seorang pengemis yang tiba-tiba mendapat $100. Kau merasa semua kebutuhanmu di dunia ini sudah terpenuhi, dan, ya, kebutuhanmu pasti akan hilang seiring dengan berjalannya waktu yang membunuhmu dengan cara yang menyenangkan. Lalu kau kembali merasa seperti boneka bertali yang dibuang oleh pengendalinya sesuka hatinya, dan kau akan mencari pengendalimu hingga ke dalam sumur tua. Apa boleh buat, yang membuatmu menjadi hidup setelah mati hanyalah orang yang mengendalikanmu dengan cara yang hanya diketahui oleh pengendalimu. Dengan benang yang tertancap pada beberapa bagian tubuhmu? Remote control? Ikatan di leher seperti seekor anjing? Entahlah.

Mungkin kau bertanya-tanya apa maksud dari cerita(?) pendek ini. Cerita ini menjelaskan bahwa seseorang bisa saja dikendalikan oleh seseorang yang lain bagaikan sebuah boneka dengan benang pada tangan, kaki, maupun kepalanya. Benang. Dengan kata lain, kau tak menginginkannya, tetapi harus menerima apapun resikonya. Kau akan digerakkan sesuai skenario yang diinginkan oleh si sutradara. Apakah kau akan mendapat peran diinjak? Diarahkan menuju taman dengan bunga-bunga kecil yang berterbangan? Terima saja. Karena cuma itu yang bisa membuatmu hidup. Dengan kata lain, kau membutuhkannya.

Sekarang kau akan bertanya-tanya mengapa Aku menulis ratusan kata sampah ini. Tidak penting, mungkin. Tidak penting. "Hanya sekedar luapan kotoran imajiner yang keluar dari otak kotormu," katamu. Tapi beberapa menit kemudian, kau akan sadar bahwa kau pernah mengalami hal seperti di atas. Mungkin sudah berkali-kali. Dikendalikan secara tidak langsung bagaikan boneka dengan benang. Kau menundukkan kepalamu, jari telunjukmu menghapus sedikit tetesan air mata di mata kiri, ibu jarimu menghapus sedikit tetesan air mata di mata kananmu. Lalu kau bertanya, "Apa kau pernah mengalaminya? Merasa seperti boneka dengan benang pada beberapa bagian tubuhnya?" dan Aku akan menjawab, "Ya." Aku tersenyum. Mengapa? Karena Aku tahu si pengendali tak bermaksud mengendalikanku. Sama sekali tidak. Ia menyayangiku lebih dari seorang nenek yang menyayangi cucu pertamanya. Ia mempunyai 0% niat untuk menjadikanku boneka dan memainkanku sesuka hatinya. Jadi, tetaplah tersenyum seperti saat kekasihmu mencium pipimu.

1 comment: